Penerapan Meaningful Learning Berintegrasi Nilai Islam Pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Al-Maahira IIBS Malang
Keywords:
Meaningful Learning, Integrasi Nilai Islam, PecahanAbstract
Model pembelajaran bermakna (Meaningful Learning) yang digagas oleh David Ausebel merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman daripada hafalan. Pengetahuan yang didapatkan menerapkan pada contoh yang konkret pada kehidupan nyata berlandaskan pengalaman. Dengan pembelajaran bermakna pengetahuan yang akan diterima akan bertahan lama dalam ingatan siswa termasuk pada materi pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterlaksanaan pembelajaran, menganalisis hasil belajar siswa, dan mendeskripsikan nilai keislaman yang muncul setelah penerapan pembelajaran. Untuk mendeskripsikan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian mixed-method dengan design konvergen. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Al-Maahira IIBS Malang melibatkan 15 peserta didik dengan kemampuan matematika yang heterogen. Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes dan angket. Instrumen penelitian adalah lembar observasi, lembar tes dan lembar angket yang telah divalidasi oleh 3 validator. Pembelajaran diobservasi oleh 3 orang pengamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran terlaksana dengan sangat baik, yaitu 83%. Adapun yang tidak terlaksana, yaitu 17% berdoa Bersama di kelas (Sebagian siswa tidak berdoa Bersama) Hasil tes menunjukkan bahwa 3 dari 15 peserta didik atau 20 % tuntas karena memperoleh nilai . Sementara 7 dari 12 peserta didik atau sekitar 46,6% mendapatkan nilai 75. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran meaningful learning pada materi perbandingan pecahan dapat membantu peserta didik dalam menerima pembelajaraan secara mendalam dan berkelanjutan. Hasil respon terhadap lembar angket menunjukkan 80% peserta didik merasakan adanya nilai aqidah, nilai syari’ah dan nilai akhlak.